Ketika aku masih duduk di bangku SD, wali kelas kami pernah bertanya, “Siapa yang bercita-cita menjadi guru?” Sebagian dari kami angkat tangan, termasuk aku salah satunya. Sekarang cita-cita itu pun terwujud. Aku menjadi guru part time di tempat kursus untuk mengajari anak-anak TK sampai SMP. Awalnya aku sangat senang dapat mengajar, tapi lama kelamaan aku stres sendiri. Bagaimana tidak? Murid SMP itu terus menerus menekan tombol HP walaupun sudah kuperingatkan berkali-kali! Apakah karena cara mengajarku yang membosankan? Lalu bagaimanakah cara mengajar yang efektif?
Cara mengajar yang efektif tidak hanya satu, karena tiap murid berbeda-beda. Dua hal utama yang harus dimiliki guru yaitu: 1. Pengetahuan dan keahlian professional 2. Komitmen dan motivasi.
Guru yang efektif yaitu menguasai materi yang akan diajarkan. Mereka juga harus berpengetahuan luas, fleksibel, dan memahami materinya. Strategi pembelajaran juga harus diperhatikan. Prinsip kontruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman. Guru yang menerapkan prinsip ini tidak akan hanya meminta anak untuk menghafal informasi, tetapi juga memberikan mereka peluang untuk membangun pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran.
Selain itu, guru harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu. Aspek lain yang juga penting yaitu kemampuan guru untuk memanajemen kelas, sehingga kelas tetap aktif dan membangun lingkungan belajar yang kondusif. Guru yang efektif mampu memotivasi siswanya untuk belajar. Kemampuan komunikasi guru juga tak kalah pentingnya agar siswa dapat mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Di dunia yang kaya dengan berbagai kultural ini, guru juga harus mampu mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, dan memahami kebutuhan mereka.Kemajuan teknologi juga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan belajar murid.
Terakhir, guru yang efektif mempunyai komitmen yang kuat, percaya diri terhadap kemampuan mengajar mereka, dan tidak membiarkan emosi negative melunturkan motivasi mereka.
Sumber: Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
No comments:
Post a Comment