Sunday, October 30, 2011

Planning Performa Setelah UTS (revisi)

Kelompok kami terdiri dari tiga orang, yaitu Rini, Anisah dan saya sendiri. Performa yang kami rencanakan adalah membuat drama bisu atau biasa disebut dengan pantonim. Ide ini tercetus karena salah satu dari kami menyukai film komedi yang diperankan oleh Mr. Bean. Walaupun tidak ada percakapan, kita dapat mengerti apa yang ingin disampaikan olehnya. Demikian juga pantonim yang ingin kami perform setelah UTS nanti. Pantonim ini akan diperankan oleh tiga orang dan kami akan meminta bantuan seseorang untuk menjadi DJ yang mengatur bagian backsoundnya. :)

Tema yang kami ambil untuk performa kami adalah mengenalkan sedikit tentang USU dan medan ke daerah luar angkasa dengan perantara alien. Tema ini bentuk dari imajinasi kami dengan tujuan agar seluruh dunia tau tentang medan terutama USU :). Genre ceritanya adalah komedi.

Berikut ini adalah sinopsis cerita kami
Suatu siang pada hari kamis, kedua mahasiswi (Vera dan Rini) sedang menunggu jadwal kuliah selanjutnya yaitu kelas kreativitas, mereka ingin memberikan sesuatu yang spesial kepada dosennya. Keduanya berfikir dan mencari - cari apa kira - kira yang tepat diberikan sebagai kenang - kenangan untuk kelas "kreativitas" ini. Saat keduanya sedang asyik berdiskusi, tiba - tiba mereka dikejutkan dengan sinar yang begitu terang benderang. Ternyata dari sinar itu keluar makhluk asing yang biasa disebut alien (Anisah). Awalnya mereka takut, ternyata alien tersebut termasuk golongan alien yang baik, mereka saling mengenalkan tentang mereka masing - masing dan akhirnya Alien memberikan solusi apa yang akan diberikan untuk dosen kedua mahasiswi ini. Ketahui cerita selengkapnya hanya di kelas "kreativitas". Tunggu tanggal mainnya :)

---timeline cerita---

#Adegan 1
(suasana ruang kelas yang sepi)
00.00-03.00 : Vera dan Rini sedang diskusi tentang pemberian kenangan untuk kelas kreativitas (*music classic).
03.00-05.00 : muncul benda aneh (*efek suara benda jatuh) dan terjadi perkenalan antara mahasiswi dengan alien (anisa). Vera dan Rini mengajak Anisatas untuk berjalan - jalan mengenalkan kampus mereka dan kota Medan.

#Adegan 2
(suasana kampus USU- ditampilkan melalui slide)
05.00-08.00 : Berkeliling usu dan singgah di fakultas - fakultas lain di USU,serta beberapa tempat lainnya d USU.(music mars USU)
(suasana kota medan)
08.00-10.00 : Vera dan Rini mengajak Anisatas keliling medan menggunakan kendaraan ajaib milik Anisatas (suara kendaraan). Kendaraannya berupa Batreak mobile. Setelah senang berjalan - jalan, Anisatas ingin mengajak Vera dan Rini ke planetnya, Planet sativitreak.(music batak dan melayu)

#Adegan 3
(suasana luar angkasa)
10.00-12.00 : Transit di bulan (Anisatas memberikan Vera dan Rini pil oksigen) (*efek suara)
12.00-14.00 : Singgah di Black hole. Kemudian menuju ke planet Sativitreak. (*efek suara)

#Adegan 4
(suasana planet Sativitreak)
14.00-17.00 : Berjalan2 dan menyinggahi beberapa tempat di planet asal Anisatas (*efek suara film cartoon)
17.00-19.00 : Waktunya perpisahan, Anisatas memberikan kenang-kenangan untuk mereka (berpelukan,terharu) (efek suaru cartoon adegan sedih), dan memberi mereka minuman yang membuat Vera dan Rini tertidur.
(suasana kelas masih sepi)
19.00-20.00 : Vera dan Rini tersadar dari tidurnya dan sudah waktunya untuk kelas kreativitas, mereka bingung dan merasa sedang bermimpi, namun begitu nyata, saat mereka bangkit, mereka menemukan benda seperti yang diberikan Anisatas kepada mereka, lalu mereka memberikan kenang2an itu kepada Bu Dina selaku Dosen Kreativitas

nb: timeline diatas masih berupa konsep dan dapat berubah sewaktu - waktu, dimohon dukungannya untuk mensukseskan penampilan pantonim ini :)

untuk membantu imajinasi anda berikut penjelasan tentang khayalan kami
--> kendaraan batreak mobile : kendaraan tembus pandang yang cepat, terinspirasi dari kendaraan mermaidman di serial Spongebob dan kendaraan Batman.
--> benda pemberian dari Planet Sativitreak masih rahasia :D

Wednesday, October 26, 2011

Planning Performa Setelah UTS

Kelompok kami terdiri dari tiga orang, yaitu Rini, Anisah, dan saya sendiri. Performa yang kami rencanakan adalah membuat drama bisu atau biasa disebut dengan pantonim. Ide ini tercetus karena salah satu dari kami menyukai film komedi yang diperankan oleh Mr. Bean. Walaupun tidak ada percakapan, kita dapat mengerti apa yang ingin disampaikan olehnya. Demikian juga pantonim yang ingin kami perform setelah UTS nanti. Pantonim ini akan diperankan oleh tiga orang dan kami akan meminta bantuan seseorang untuk menjadi DJ yang mengatur bagian backsoundnya. :)

Wednesday, October 19, 2011

Latihan Sebelum UTS :)

Halaman 28
1.   Kemukakan dalam bidang apa saja dirasakan kebutuhan akan kreativitas dan berilah contoh dari pengalaman dan pengamatan Anda di Indonesia.

      Kreativitas sangat dibutuhkan hampir di setiap bidang kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan, politik, budaya, sosial, dan lain sebagainya. Semua bidang ini memerlukan kreativitas yang berfungsi dalam pemecahan masalah yang timbul, agar dapat berubah menjadi lebih baik lagi. Contoh dari pengamatan di Indonesia khususnya di kota-kota besar dalam bidang kehidupan sehari-hari yaitu kemacetan lalu lintas. Jika ada pengaturan rambu-rambu lalu lintas yang lebih kreatif (misalnya perhitungan tentang perbandingan berapa detik lampu merah dan lampu hijau seharusnya menyala, dengan waktu yang terukur) maka kemacetan lalu lintas akan semakin berkurang.

3.   Kendala apa saja yang terutama mengambat studi tentang kreativitas dan penerapannya dalam dunia pendidikan?

      Kendala yang terutama menghambat studi tentang kreativitas adalah pengertian tentang kreativitas sebagai sifat yang diwarisi oleh orang yang berbakat luar biasa atau genius. Kendala lainnya dalam dunia pendidikan yaitu alat-alat ukur (tes) yang digunakan di sekolah-sekolah yang kebanyakan haya meliputi tugas-tugas yang harus dicari satu jawaban yang benar (berpikir konvergen), sedangkan kemampuan untuk berpikir divergen dan kreatif jarang diukur. Penyebab utama kurangnya perhatian dunia pendidikan dan psikologi terhadap kreativitas yaitu karena sulitnya merumuskan konsep kreativitas itu sendiri. Penyebab lain kelalaian terhadap masalah pengembangan kreativitas adalah metodologis, karena tuntutan alat tes yang ajarang mengukur kemampuan kreatif serta adanya kemungkinan subjektivitas dalam penilaian (scoring).

4.   Berilah contoh dari aptitude dan non-aptitude traits dari kreativitas. Berilah argumentasi Anda mengapa keduanya penting untuk dikembangkan pada semua siswa, dan khususnya siswa berbakat.
      Contoh dari aptitude traits dari kreativitas yaitu berpikir kreatif melipti kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berpikir. Ciri-ciri ini dioperasionalisasikan dalam tes berpikir divergen. Contoh dari non-aptitude traits (afektif) yaitu kepercayaan diri, keuletan, apresiasi dalam bidang estetika, kemandirian, keyakinan, motivasi diri dan lain sebagainya. Aptitude dan non-aptitude traits penting untuk dikembangkan pada semua siswa, khususnya siswa berbakat karena keberbakatan (giftedness) adalah persilangan antara interligensi, kreativitas (aptitude trait) dan motivasi internal (non-aptitude trait)
6.   Bagaimana definisi USOE tentang keberbakatan yang diadopsi di Indonesia? Apakah kelebihan dan keterbatasan dari definisi tersebut?

      Definisi USOE tentang keberbakatan yang diadopsi di Indonesia:
      Anak berbakat adalah mereka yang oleh oran-orang professional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mecapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelaynan di luar jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri.

      Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi:
-    Kemampuan intelektual umum
-    Kemampuan akademik khusus
-     Kemampuan berpikir kreatif-produktif
-    Kemampuan memimpin
-    Kemampuan dalam salah satu bidang seni
-    Kemampuan psikomotor (seperti dalam bidang olahraga)*

            *kemampuan psikomotor sudah dihapus pada tahun 1978
      Kelebihan definisi tersebut yaitu menjelaskan dengan rinci bagaimana pengertian anak berbakat dan menjabarkan kemampuan-kemampuan yang harus ada pada mereka. Keterbatasan dari definisi yaitu tidak menjelaskan mengenai non-aptitude trait (afektif), misalnya motivasi internal.
7.   Rumuskan dan gambarkan konsep keberbakatan menurut Renzulli. Apakah makna dari definisi tersebut?

     Konsep keberbakatan menurut Renzulli adalah “Three-Ring Conception”, yaitu keterkaitan antara:
     -kemampuan umum di atas rata-rata
     -kreativitas di atas rata-rata
     -pengikatan diri terhadap tugas (task commitment yang tinggi)

     Gambar:


Makna dari definisi di atas yaitu seseorang dapat disebut berbakat apabila orang tersebut memiliki kemampuan umum dan kreativitas di atas rata-rata dan mempunyai komiten yang tinggi terhadap tugasnya.
8.   Berilah rumusan Anda sendiri mengenai “keberbakatan” atau “anak berbakat” yang merupakan sintesis dari definisi USOE dan konsepsi Renzulli!

Menurut pendapat saya, keberbakatan adalah kemampuan seseorang untuk membuat perubahan yang positif, memiliki daya cipta (kreatif), serta memiliki motivasi diri yang tinggi untuk mencapai tujuannya. Orang yang berbakat juga harus memiliki “goal setting” yang jelas dalam kehidupan dan berkomitmen dalam prosesnya.

9.   Bagaimana hubungan anatara kreativitas dan aktualisasi diri? Pilihlah tiga tokoh di Indonesia yang menurut Anda merupakan terladan (model) dari keunggulan kreatif.

Hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri:
Aktualisasi diri muncul bila seseorang dapat menggunakan semua bakat dan telentanya untuk mewujudkan potensinya. Individu yang dapat mencapai aktualisasi diri ialah individu yang sehat secata mental dan dapat menerima dirinya, serta selalu tumbuh, berfungsi sepenuhnya, berpikir demokratis dan lain sebagainya. Menurut Clark Moustakis (1967), kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. Kreativitas dan aktualisasi diri saling berkaitan dan berkorelasi. Tingkat aktualisasi diri yang tertinggi dicapai oleh individu yang kreatif dan intelifen. Menurut Maslow, kreativitas aktualisasi diri ialah orang kreatif yang mampu mengaktualisasikan diri secara sehat mental, produktif, dan cenderung menghadapi semua aspek kehidupannya secara fleksibel dan kreatif. Tetapi mereka belum tentu memiliki talenta kreatif yang menonjol pada salah satu bidang khusus. Kreativitas aktualisasi diri ialah kekreatifan yang umum dan “content free”, yaitu lepas dari bidang materi tertentu.
Tiga tokoh di Indonesia yang merupakan teladan (model) dari keunggulan kreatif adalah: Muhammad Syafei, Conny R. Semiawan, dan Ki Hajar Dewantara

halaman 52
2.   Bagaimana teori-teori psikoanalisis menjelaskan kinerja kreatif individu? Bandingkan teori Freud,Kris, dan Jung.

Teori psikoanalisis lebih menekankan pada pengalaman di masa nak-anak. Seseorang yang kreatif dipandang sebagai orang yang mempunyai pengalaman traumatis pada masa kecilnya. Antar gagasan-gagasan yang disadari (conscious) dan yang tidak disadari  (unconscious) bercampur menjdai pemecahan inovatif dari trauma. Keadaan psikis  yang tidak sehat akan diubah oleh tndakan kreatif menjadi sehat.
Perbadingan antara teori Freud, Kris, dan Jung:
Kesamaan antara teori Freud, Kris, dan Jung yaitu kreativitas muncul dari ketidaksadaran (unconscious).
·    Freud menjelaskan proses kratif dari mekanisme pertahanan. Biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreatif, tapi salah satu dari mekanisme pertahanan yaitu mekanisme sublimasi, justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.
(sublimasi: tidak mampu memenuhi dorongan sex sehingga mengimbangi dengan kreatviitas dalam bidang seni)
·    Menurut teori Kris, mekanisme pertahanan regresi sering muncul dalam tindakan kreatif. Ketika seseorang me”regress” ke pola pikir dan prilaku seperti anak-anak, maka benteng antara alam pikiran sadar dan tidak sadar menjadi berkurang sehingga benih kreativitas dapat muncul ke alam sadar.
(regresi: kembali ke prilaku sebelumnya/prilaku anak-anak yang akan member kepuasan, jika prilaku yang sekarang tidak member kepuasan)
·    Jung berpendapat bahwa ketidaksadaran kolektif (collective unconscious) yang merupakan pengalaman-pengalaman paling berpengaruh dari nenek moyang kita, akan menimbulkan penemuan, teori, seni, dan karya-karya kreatif lainnya.

5.   Bagaimana kondisi internal (pribadi kreatif) dan kondisi eksternal (lingkungan) yang memupuk kreativitas yang konstruktif menurut Rogers?

Kondisi internal yaitu dorongan yang ada dalam diri setiap individu, namun membutuhkn kondisi yang tepat untuk diekspresikan. Dorongan inilah yang menjadi motivasi seseorang untuk mewujudkan potensi serta aktualisasi diri, sehingga dapat mengembangkan kreativitas dari dalam dirinya. Kondisi eksternal (lingkungan) yang mendukung akan memungkinkan bibit kreativitas dalam diri tiap individu untuk tumbuh dan berkembang. Lingkungan yang ama secara psikologis dan memberikan kebebasan untuk individu akan menimbulkan kreativitas yang konstruktif. Keamanan psikologis yaitu individu dapat merasa aman karena orang tua atau guru menerima dia dengan segala kelebihan dan keterbatasannya, individu merasakan suasana yang tidak ada evaluasi eksternal dan individu diberikan pengertian secara empatis. Individu yang diberi kebebasan psikologis juga dapat mengekspresikan apa yang ada dalam dirinya dan pikirannya secara bebas.

6.   Bagaimana pada umumnya gambaran ciri-ciri kepribadian yang kreatif menurut hasil penelitian? Jelaskan bagaimana ciri-ciri tersebut dalam kondisi yang tidak menguntungkan dapat menjelma sebagai ciri-ciri prilaku yang negatif?

Menurut hasil penelitian, ciri kepribadian kreatif yaitu selalu ingin tahun, memiliki minat yang luas, dan menyukai aktivitas yang berkaitan dengan kreativitas. Mereka biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri, sehingga dalam melakukan sesuatu, mereka tidak ambil pusing dengan kritikan maupun ejekan dari orang lain, yang penting mereka menyukai aktivitas tersebut. Individu kreatif juga lebih berani mengambil resiko yang sudah ia pertimbangkan sebelunya, tidak takut berbuat kesalahan, dan berani tampil beda. Mereka juga lebih terorganisasi dalam tindakn, tekun, dan tidak cepat menyerah dalam mencapai “goal setting” yang telah mereka tetapkan. Cirri lainnya yaitu mereka cenderung melakukan refleksi kehidupan mereka, merenungkan makna kehidupan ini, dan tertarik pada hal-hal yang rumit dan misterius.
Tetapi dalam kondisi tertentu, ciri-ciri kepribadian kreatif akan menjelma menjadi cirri-ciri prilaku yang negatif. Misalnya anak kreatif yang tidak penurut, tidak kooperatif, egosentris, terlalu asertif, kurang sopan, tidak acuh terhadap aturan, keras kepala, emosional, menarik diri, dan menolak otoritas gurunya. Anak dengan cirri seperti ini harus diberi pengarahan dan pengertian padanya dengan cara yang berbeda pula (penyampaian yang lebih kreatif) agar ia dapat mengubah prilaku negatif ini.

9.   Buatlah rencana kegiatan belajar siswa berbakat berdasarkan strategi 4P untuk mengembangkan kreativitas!

Rencana kegiatan belajar siswa berbakat berdasarkan strategi 4P:
(1. Pribadi) Sebelum dimulainya kegiatan, guru akan menjelaskan tetang kreativitas dan memberitahu murid bahwa setiap individu memiliki benih kreativitas dalam dirinya. Guru juga membantu murid untuk menggali bakat tersimpan mereka dan menghargai semua ide yang mereka utarakan. (2. Pendorong) Guru akan memberikan kata-kata motivasi yang akan memacu semangat murid-muridnya untuk berpikir kreatif. Guru akan memberikan keamanan dan kebebasan psikologis kepada mereka agar mereka dapat mengeksplorasi ide-ide kreatif yang selama ini tertidur dalam diri mereka. Dan yang terpenting, guru harus menjelaskan tentang pentingnya motivasi internal yang harus ada dalam diri mereka masing-masing. (3. Proses) selanjutnya, guru akan memberikan stimulus kepada murid sehingga mereka dapat melibatkan diri dalam kegiatan kreatif. Guru juga harus menyediakan sarana prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses kreatif mereka. Contoh: guru menyediakan aqua cup bekas dan kertas-kertas yang sudah di “shred”, dan minta murid untuk menghasilkan produk kreatif dari stimulus yang diberikan. (4. Produk) Dengan adanya ciri-ciri pribadi kreatif, motivasi internal & eksternal, dan adanya kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produk kreatif yang dihasilkan murid pun akan muncul. Yang terpenting adalah, guru harus menghargai setiap produk yang dihasilkan dan membuat mereka merasa bangga atas hasil karya mereka sendiri.
Halaman 74
2.   Jelaskan perbedaan antara anak yang precocious dan anak yang prodigious. Berlah contoh kasus dari pengalaman Anda!

Anak yang precocious adalah anak yang mampu melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang yang lebih tua/yang usianya lebih tinggi darinya, tetapi belu tentu ia sudah mencapai produktivitas tertingginya. Sedangkan anak yang prodigious yaitu anak yang prestasinya sangat luar biasa, langka, menakjubkan, dan sudah menghasilkan produktivitas yang orisinal. Pengalaman aku sendiri yang menunjukkan precocious yaitu saat aku berumur 4  tahun di kelas TK A caturwulan pertama, aku sudah bisa menulis dan membaca angka 1-100, padahal guru baru memperkenalkan angka 0-9. Tetapi ini juga tidak terlepas dari peranan orang tua di rumah yang juga mengajariku. Pengalaman lainnya yaitu saat aku duduk di kelas 6 SD, aku sangat tertarik dengan politik dan sering menanyai orang dewasa tentang politik yang ada di Indonesia maupun yang internasional. Tetapi keuntungan precocious ini tidak dapat dipertahankan selama jangka hidup. Misalnya pada usiaku yang sekarang, malah terasa adanya degadrasi dalam bidang akademik. -_-“ 

8.   Skala Renzulli-Hartman untuk menilai karakteristik prilaku siswa berbakat yang harus diisi oleh guru meliputi sub-skala apa saja? Sebutlah ciri-ciri prilaku siswa untuk setiap sub-skala. Apakah kesulitannya dalam mengadaptasi skala ini untuk penggunaan di Indonesia?

Sub-skala yang arus diisi oleh guru yaitu mengukur:
a.  Fungsi kognitif/ intelektual umum
b.  Motivasi
c.  Kreativitas
d.  Kepemimpinan
Ciri-ciri prilaku siswa untuk setia sub-skala:
1.  Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam
2.  Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3.  Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah
4.  Bebas dalam menyatakan pendapat
5.  Mempunyai rasa keindahan yang dalam
6.  Menonjol dalam salah satu bidang seni
7.  Mempu melihat suatu masalah dariberbagai segi/sudut pandang
8.  Mempunyai rasa humor yang luas
9.  Mempunyai daya imajinasi
10.Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.
Kesulitannya dalam mengadaptasi skala ini untuk penggunaan di Indonesia: banyaknya murid dalam satu ruangan kelas sehingga guru sulit mengisi sub-skala tersebut karena memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.
Halaman 97
1.   Kemukakan inti dari teori Amabile tentang Persimpangan Kreativitas (Creativity Intersection)!

Amabile (1989) menyatakan bahwa keberhasilan kreatif adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skills), keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsik (motivasi batin)
Contohnya, seorang anak yang suka menggambar. Ia pintar dalam menggambar (domain skillnya), dan dapat menciptakan gambar-gambar imaginatif dan kreatif yang tidak terpikirkan oleh orang lain, serta ia menggambar karena keinginan sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain. Maka, anak ini memenuhi syarat kreatif yang terdapat dalam teori Amabile.

3.   Uraikan karakteritstik ‘keluarga kreatif’ menurut Dacey!

Keluarga yang kreatif pada umumnya tidak menetapkan banyak aturan kepada anak-anaknya. Pada umumnya, banyak remaja kreatif pernah mengalami masa krisis atau trauma dalam kehidupan mereka dan mereka terbuka untuk perubahan. Anak kreatif dapat lebih mudah beradapatasi dan bergaul dengan orang lain. Biasanya, salah satu dari orang tua mereka juga merupakan pribadi yang sangat kreatif. Keluarga kreatif senang bercanda dan mempunyai selera humor yang tinggi. Orang tua mereka sebagian besar menemukan ciri kreatif pada anaknya sejak usia dini dan berusaha untuk mendukung dan mengembangkan kekreativitasan mereka. Banyak dari orang tua kreatif yang mengembangkan hobby mereka, tidak hanya berfokus pada karir. Orang tua dan anak dari keluarga yang kreatif berpendapat bahwa sekolah tidak terlalu berperan dalam pengambangan kreativitas anak. Tetapi, anak yang kreatif cenderung bekerja lebih keras jika dibandingkan teman mereka. Keluarga kreatif juga senang pindah rumah dan mempunyai tatanan rumah yang berbeda dari keluarga biasa lainnya.

5.   Perbedaan apa yang nyata antara keluarga anak berbakat dan keluarga anak biasa (dengan tingkat kecerdasan rata-rata) dalam penelitian yang dilakukan di Jakarta tahun 1982?

Perbedaan yang sangat terlihat antara keluarga anak berbakat dengan keluarga anak biasa yaitu:
Orang tua anak berbakat mempunyai tingkat pendidikan, jabatan professional, dan penghasilan yang lebih tinggi. Mereka sebagian besar mempunyai hobi membaca, dan taraf aspirasi orang tua anak berbakat terhadap pendidikan anak lebih tinggi. Jumlah anak dalam keluarga tidak banyak dan persentase anak berbakat yang termasuk anak sulung lebih tinggi. Mereka lebih mementingkan ciri “ketekunan” dan “inisiatif” pada anak mereka. Sedangkan orang tua dari anak biasa lebih mementingkan ciri “kepatuhan” pada anak. Mereka lebih sering menuntut anak mereka untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

6.   Dengan cara-cara apakah orang tua dapat merangsang kreativitas anak di rumah? Berilah contoh kasus nyata yang Anda kenal.

Orang tua dapat merangsang kreativitas anak di rumah dengan berbagai cara. Misalnya Ibu Jason yang menyediakan berbagai sarana yang dapat membantu meningkatkan kreativitas anak. Di rumahnya penuh dengan objek-objek seperti piano, foto diman-mana, berbacam-macam permainan yang mengasah otak dan menuntut kreativitas, peralatan menggambar, karya anak-anak yang idpajang dimana-mana, dan banyak lagi objek lainnya yang tidak lazim tapi merangsang imaginasi. Contoh kasus nyata yang saya kenal adalah sanak saudar saya (biasa kupanggil om). Dia adalah orang yang sangat memperhatikan perkembangan kreativitas anaknya. Jika berkunjung ke rumah orang lain dan anaknya (umur  5 tahun) ikut, maka ia akan selalu membawa pensil warna, kertas bergambar yang ia print sendiri, kertas warna untuk melipat, ataupun benda-benda lainnya. Jika anaknya tiba-tiba rewel karena bosan, maka ia akan memberikan kertas bergambar tadi dan pensil warna untuk anaknya. Dan anaknya akan mencari tempat lapang di lantai untuk mewarnai gambarnya.

7.   Jelaskan sikap orang tua yang memupuk pengembangan kreativitas! Simpulkan tiga asas yang paling penting.

Sikap orang tua yang memupuk pengembangan kreativitas:
·    Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya
·    Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal
·    Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri
·    Mendorong kemelitan anak untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak hal
·    Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba lakukan, dan apa yang dihasilkan
·    Menunjang dan mendorong kegiatan anak
·    Menikmati keberadaannya bersama anak
·    Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak
·    Mendorong kemandirian anak dalam bekerja
·    Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak.

Tiga asas yang paling penting yaitu: orang tua harus mendorong anak untuk berpikir kreatif, membiarkan anak mengambil keputusan sendiri, dan menghargai pendapat mereka. Namun tentu saja jika anak mengambil keputusan yang salah, orang tua harus membimbingnya kembali.
Halaman 116
2.   Kita dapat membedakan tiga kategori karakteristik guru anak berbakat. Jabarkan ciri-ciri guru anak berbakat pada setiap kategori!

Tiga kategori karakteristik guru anak berbakat:
a.   Karakteristik filosofis
Yaitu pandangan guru mengenai pendidikan. Karaktertistik ini penting dalam menentukan pendekatan mereka teradap murid di dalam kelas. Guru harus bersikap kooperatif, demokratis, serta mempunyai kompetensi dan minat yang tinggi terhadap proses pembelajaran murid-muridnya.
b.   Karakteristik professional
Meliputi strategi untuk mengoptimalkan kemampuan belajar murid berbakat, keterampilan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologi siswa berbakat.
c.   Karaktertistik pribadi
Guru anak berbakat juga harus kreatif agar dapat memberi tantangan kepada anak berbakat dalam proses mengajarnya dan dapat mengembangkan kreativitas siswa. Guru juga harus dapat memahami dan menerima diri sendiri, mempunyai kekuatan ego, kepekaan terhadap orang lain, empati, tenggang rasa, orisinalitas, antusiasme, aktualisasi diri, minat intelektual di atas rata-rata, serta bertanggung jawab terhadap prilaku diri sendiri dan akibatnya.

5.   Dengan cara-cara apa kita dapat memanfaatkan peranan mentor sebagai narasumber untuk program anak berbakat?

Mentor dapat berperan sebagai narasumber untuk program anak berbakat. Mentor dapat berasal dari sukarelawan dari masyarakat yang mengundang anak berbakat untuk mengunjungi tempat kerja mereka. Sekolah juga boleh mengundang mentor untuk datang ke sekolah dan menjadi pembicara/narasumber kepada anak berbakat. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan yaitu anak berbakat diberi kesempatan untuk mewawancarai mentor-mentor yang berbeda sehingga mereka bisa mengumpulkan lebih banyak informasi lagi.


9.  Berilah tiga contoh dari kegiatan yang merangsang kreativitas anak di sekolah!

·     Murid diberikan kesempatan untuk menggelar pameran lukisan sendiri
·    Sekolah membuat program pementasan seni dan drama yang terbuka untuk umum, sehingga murid terpacu untuk menggali ide cerita kreatif  dari dalam dirinya.
·     Murid diminta untuk mengumpulkan barang bekas yang dapat didaur ulang untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat.

10.Unsur-unsur mana yang penting diperhatikan dalam merancang strategi mengajar yang meningkatkan kreativitas siswa?

Unsur-unsur yang penting untuk diperhatikan yaitu:
·    Guru tidak langsung memberikan penilaian untuk murid, tetapi guru juga melibatkan pandangan murid itu sendiri untuk dalam memberi penilaian.
·    Pemberian hadiah tidak berupa materi (intangible), tetapi berupa senyuman, anggukan, pujian, serta memberi kesempatan untuk menampilkan hasil karya sendiri, atau pekerjaan tambahan yang berkaitan dengan kegiatan yang sedang dilakukan.
·    Memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih topik sendiri, tetapi tidak keluar dari batasan tertentu.

11.  Buatlah desain ruang kelas yang memudahkan belajar-mengajar secara kreatif!

Dinding kelas berbusa yang dapat ditempel ataupun digantungkan hasil karya yang dibuat oleh murid, di dalam ruangan kelas terdapat magnetic board sebagai tempat guru menempelkan flashcard ataupun gambar lainnya yang membantu murid untuk lebih mengerti dalam proses belajarnya. Tempat duduk murid ada kalanya boleh dipindah dengan susunan huruf U saat melakukan kegiatan yang memacu kreativitas.

Halaman 135
1.     Buatlah bagan yang mensintesiskan pendapat para pakar dari Indonesia!

Thursday, October 6, 2011

Review.....

                Memasuki semester 3, ada beberapa mata kuliah (matkul) pilihan yang boleh diambil oleh kami (mahasiswa fakultas Psikologi USU). Waat itu, aku sangat bingung menentukan matkul pilihan mana yang ingin kuambil. Apakah aku harus mengambil matkul Komunikasi? Atau Kreativitas? Akhirnya aku memilih untuk mencoba matkul kreativitas. Aku berharap agar setelah mengikuti matkul ini, kreativitasku akan bertambah. Hari Kamis, tanggal 8 adalah hari yang kunanti-nantikan. Itu adalah pertemuan pertama untuk matkul Kreativitas. Apakah kami akan mendapat kejutan dengan cara pengajaran yang tidak biasa? Setelah mengikuti kelas tersebut, dengan jujur aku mengakui sebenarnya aku ingin melakukan PKRS. Aku tidak rela kalau kelas kreativitas ini hanya membahas teori-teori saja. Aku memutuskan untuk mengikuti satu pertemuan lagi. Pertemuan kedua inilah yang membuatku membatalkan niat untuk PKRS.  Dosen pengampu kami tidak sama lagi dengan yang sebelumnya, dan beliau memberikan tugas yang dapat merangsang kami untuk mengembangkan kreativitas! Dan yang paling menyenangkan adalah, di matkul ini tidak ada teknik perkuliahan presentasi kelompok lagi. Horee..!
                Setelah empat kali mengikuti perkuliahan, aku dapat merasakan kekreativitasanku sedikit bertambah. Apalagi setelah membaca teori tentang produk kreatif, bagaimana suatu produk dapat disebut kreatif, aku semakin memahami cara untuk berpikir kreatif dan poin-poin apa saja yang harus ada dalam produk kreatif. Kesimpulan yang kubuat sendiri tentang kreativitas yaitu, sesuatu yang lain dari yang lain serta mempunyai daya guna yang lebih dibandingkan produk yang sudah ada sebelumnya.
                Teori yang telah kita pelajari tidak hanya sebatas ‘teori’ saja, tetapi teori ini juga diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Salah satunya yaitu “content free”, yaitu lepas dari bidang materi tertentu. Misalnya ketika Bu Dina memberikan stimulus berupa kertas untuk dijadikan produk yang kreatif, ini juga termasuk content free,  karena Bu Dina tidak membatasi produk apa yang harus dibuat, tidak berpatokan pada materi tertentu.
                Last but not least, teori tersebut dapat diterapkan di dalam kelas tentu saja harus didukung oleh seorang mentor yang memang benar-benar memberikan atensinya untuk kemajuan kelas ini. Karakteristik yang penting dari mentor (dikutip dari buku Munandar) yaitu:
         1. Mempunyai keterampilan, minat, atau kegiatan khusus yang menarik minat siswa.
         2. Mampu membina siswa ke pengalaman pribadi yang bermakna.
         3. Bersifat fleksibel dalam membantu kegiatan siswa.
         4. Merupakan model peran bagi siswa.
         5. Menunjukkan minat terhadap siswa sebagai pelajar dan sebagai individu
Menurut pendapatku, dosen pengampu kami untuk matkul Kreativitas mempunyai karakteristik yang disebutkan di atas. J Aku berharap bila suatu hari aku menjadi dosen, aku juga akan mengembangkan karakter penting dari mentor ini.

Wednesday, October 5, 2011

Telaah Tokoh Berdasarkan Pendekatan 4P

Konsep kreativitas terdiri dari empat aspek, yaitu aspek pribadi, pendorong (press), proses, dan produk, yang disingkat dengan 4P. sebelum masuk ke pembahasan 4P, mari kita lihat dulu seberapa pentingkah makna kreativitas dalam hidup? Pertama yaitu, orang dapat mencapai aktualisasi diri dengan berkreasi. Kedua, berpikir kreatif membuat seseorang mampu memikirkan berbagai solusi yang dimungkinkan untuk memecahkan suatu masalha. Ketiga, aktivitas kreatif dapat memberikan kepuasan tersendiri yang melebihi keuntungan material. Keempat, kreativitas dapat memungkinkan manusia untuk membuat kualitas hidupnya meningkat. Tokoh kreatif yang akan saya bahas dengan pendekatan 4P adalah Pak Bambang Suwerda.
1. Pribadi
Menurut Carl Rogers, pribadi yang kreatif adalah pribadi yang terbuka pada pengalaman, mampu menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation) dan mampu bereksperimen, “bermain” dengan konsep-konsep. Pak Bambang yang latar belakang pekerjaannya adalah seorang dosen, memiliki pribadi yang kreatif. Beliau berani melakukan sesuatu yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain sebelumnya, yaitu mendirikan bank sampah. Mungkin ada orang yang juga gelisah dengan penanganan sampah yang amburadul di lingkungannya, tetapi tanpa adanya pribadi yang kreatif, mereka tidak akan berani mencoba-coba dengan konsep baru untuk mecari solusinya.
2. Pendorong (press)
Kreativitas juga dipengaruhi oleh motivasi intrinsik (dari dalam diri seseorang) dan motivasi ekstrinsik (dari lingkungan), motivasi instrinsik terdapat dalam diri setiap individu dan membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan. Motivasi ekstrinsik berasal dari lingkungan yang memberikan keamanan dan kebebasan prikologis. Masalah penanganan sampah ini mendorong Pak Bambang untuk memikirkan ide kreatif agar bisa mendapatkan solusinya. Lingkungan tempat Pak Bambang tinggal juga memberikan rasa aman dan kebebasan untuk mengekspresikan ide kreatifnya.
3. Proses
Wallas menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Awalnya pada tahap persiapan, Pak Bambang pasti akan mencari informasi terlebih dahulu tentang masalah penanganan sampah yang ada di lingkungannya. Setelah itu, beliau akan berdiam diri sejenak, “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Kemudian beliau akan memasuki tahap ketiga, iluminasi, timbulnya “insight” atas kemunculan gagasan baru, yaitu membangun sebuah bank sampah. Selanjutnya tahap verifikasi  atau tahap evaluasi terhadapat ide baru tersebut. Ide itu diuji terhadap realitas, apakah benar-benar dapat diterapkan dalam kehidupan atau tidak.
4. Produk
Besemer dan Treffinger (1981) menyarankan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), dan kerincian (elaboration). Suatu produk tidak harus menonjol dalam semua kriteria. Bank sampah (produk) yang diprakarsai oleh Pak Bambang ini menonjol dalam kriteria kebaruan dan pemecahan. Produk ini sangat langka dan membuat kejutan di dalam masyarakat. Bahkan orang kreatif lain yang melihat produk ini juga akan menimbulkan gagasan-gagasan baru lainnya. Selain itu, produk ini juga bermakna karena memenuhi kebutuhan, logis, dan berguna karena dapat diterapkan untuk memecahkan masalah penanganan sampah di lingkungannya.
Referensi:
Utami Munandar, S.C. 2009, cet ke-3. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluang/49082/Bambang-Suwerda-mengolah-sampah-lewat-bank-sampah

Faith & Self Actualization

                Sebelumnya aku telah memposting hasil karya berupa tempat ATK dengan bahan kertas. Sekarang, aku akan mengevaluasi hasil kinerjaku sendiri. Proses pengerjaan karya ini terdiri dari dua komponen, yaitu mental dan actual. Secara mental, aku yakin bahwa aku akan menghasilkan “sesuatu”. Konsep awal yang kuberikan pada diri sendiri yaitu, hasil karya yang kubuat haruslah bermanfaat, minimal dapat kupergunakan sendiri. Sebenarnya aku juga sempat down dalam prosesnya, karena pada saat itu aku melihat postingan hasil karya teman-teman yang unik dan kreatif banget, dan tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Tapi aku tidak putus asa, aku semakin termotivasi untuk membuat hasil karyaku terlihat lebih berbeda. Inilah yang menginspirasiku untuk menambahkan daun-daunan sebagai background tempat ATK. J
                Komponen kedua adalah aktual, yaitu bagaimana aktivitas fisik ataupun performa dalam proses pengerjaannya. Ketika konsepnya sudah ada di dalam kepala, maka untuk mengerjakannya pun tidak terasa sangat sulit lagi. Hanya saja ada perkiraanku yang meleset. Awalnya aku tidak menyangka bahwa tempat ATK yang terbuat dari kertas ini akan sebegitu lunaknya (tidak kokoh). Untunglah terpikirkan olehku untuk menambah sisi-sisinya menjadi dua lapis kertas. Aku mengerjakan tugas ini setelah pulang dari kuliah. Kalau mengerjakan tugas ini seperti sedang menyalurkan hobi di waktu senggang, maka kita tidak akan merasa terbebani. Hari Minggu kemarin, karena sedang santai, aku memikirkan lagi apa yang dapat kubuat untuk menghabiskan kertas yang tersisa (masih ada 2 lembar). Akhirnya kuputuskan untuk membuat konsep “jungle” pada tempat ATKku. Sebenarnya tidak banyak yang kuganti, aku hanya menambahkan daun-daunan kecil di sisi depan. Walaupun kelihatannya simple, tapi butuh waktu 1 jam lebih juga lho. Aku berusaha untuk memvariasikan ukuran dan warna daunnya, baru kemudian ditempelkan secara acak dan diusahakan agar warna yang sama tidak berdampingan.
                Menurut Maslow (1968), aktualisasi diri merupakan karakteristik yang fundamental, potensi yang ada pada setiap orang sejak dilahirkan, tetapi sering hilang, terhambat atu terpendam dalam proses pembudayaan. Jika tidak mengambil mata kuliah kreativitas, mungkin saja aku juga tidak mempunyai kesempatan untuk menggali potensi ini. Rogers (1962) juga menyatakan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Semakin kita ingin mengaktualisasi diri, maka ide kreatif itu juga kan muncul. Apalagi kreativitas diajarkan dalam konteks yang “content free”, lepas dari bidang materi tertentu, sehingga karya yang kita hasilkan juga tidak terikat dan terbatas pada materi yang sedang diajarkan.