Sunday, May 15, 2011

Pengembangan TIK di SMA Sutomo 2

Tugas Mini Proyek Kelompok 6
Steven (10-025)
Vivian Felicia (10-043)
Vera Gandhi (10-057)

Topik: Peran teknologi sebagai media belajar pada siswa SMA
Judul: Pengembangan TIK di SMA Sutomo 2


PERENCANAAN
Pendahuluan

Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah berkembang pesat pada zaman sekarang ini dalam berbagai hal, baik untuk bisnis, pendidikan, pertemanan, dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan semakin majunya peradaban umat manusia. Menyadari pentingnya hal tersebut, topik yang akan diangkat dalam penelitian kali ini adalah “Peran teknologi sebagai media belajar pada siswa SMA”.

Adapun topik tersebut dipilih karena peran teknologi tidak terlepas dari dunia pendidikan sekarang ini. Dari tahun ke tahun, dunia pendidikan semakin dimodifikasi berhubungan dengan kemajuan teknologi. Contohnya saja pada tahun 90-an, sekolah-sekolah belum menggunakan komputer sebagai salah satu media belajar. Berbeda pada awal 2000-an dimana sedikit demi sedikit komputer sudah diperkenalkan dalam dunia pendidikan dan digunakan sebagai media belajar. Semakin berkembangnya zaman, kita sendiri tahu bahwa sekarang ini, hampir setiap sekolah (walaupun tidak semuanya) telah menggunakan komputer sebagai salah satu media belajarnya. Baik sebagai salah satu mata pelajaran praktikum, digunakan dalam membuat tugas, bahkan sebagai media berkomunikasi dengan guru maupun teman sebaya. (Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan)

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah murid kelas 2 SMA Sutomo 2 Medan. Sekolah ini dipilih karena teknologi yang disediakan sudah cukup memadai. Adapun teori yang dirumuskan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) mengenai 4 pendekatan dalam pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) meliputi emerging approach, applying approach, integrating approach, dan transforming approach.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran teknologi telah berkembang di sekolah tersebut serta mengetahui tahap pendekatan mana yang telah dicapai oleh sekolah sesuai dengan teori yang telah dirumuskan oleh UNESCO tersebut.


Landasan Teori
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif pada semakin terbukanya dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus ruang dan waktu. Adapun dampak negatifnya masuknya nilai, norma, aturan dan moral kehidupan negara luar ke dalam negeri ini. Menghadapi kenyataan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatifnya. Pendidikan merupakan sebuah proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral, maupun agama peserta didik; juga mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata. Adapun peran pengajar disini adalah berusaha mengarahkan peserta didik agar mampu memaksimalkan pengetahuan dan keterampilannya.

Menurut buku Santrock, jika murid ingin siap kerja, teknologi harus menjadi bagian yang integral dari sekolah dan pelajaran di kelas. Orang menggunakan komputer, bolpoin, surat, dan telepon untuk berkomunikasi. Hal ini merupakan revolusi teknologi. Masyarakat masih mengandalkan beberapa keahlian nonteknologi mendasar seperti keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, berpikir mendalam, berpikir kreatif, dan bersikap positif. Akan tetapi, di dunia yang kini berorientasi pada teknologi, kompetensi orang makin ditantang dan diperluas dengan cepat (Bitter & Pierson; Collis & Sakamoto, 1996; Nickerson, 2000).

Karena alasan-alasan tersebut, sekolah-sekolah sudah mulai mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam sistem kurikulumnya. Para ahli mendefinisikan berbagai pendekatan dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. Pendekatan ini dihubungkan dengan situasi di sekolah tertentu di semua level khususnya tingkat SMA yang berhubungan dengan pertumbuhan TIK dalam sistem persekolahan. Suatu sekolah dapat menentukan model pendekatan sendiri sesuai dengan kondisi sekolahnya. Masing-masing sekolah harus berupaya untuk menemukan dan mengembangkan satu pendekatan yang cocok sesuai dengan potensi yang dimiliki sekolah, sebab pendekatan pengembangan TIK memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kemajuan pendidikan di masa yang akan datang.

Penerapan TIK di sekolah memerlukan pendekatan yang tepat dengan tujuan, kondisi dan kemampuan sekolah. Hal ini karena penerapan TIK memerlukan dukungan baik dari faktor sumber daya beserta faktor sarana dan fasilitas pendukung. Setiap pendekatan TIK termasuk di dalamnya adalah visi, misi, tujuan, pengembangan perencanaan, fasilitas yang dibutuhkan, metode pembelajaran dan sistem evaluasi. Hal ini sejalan dengan rumusan UNESCO (Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan) dimana terdapat 4 pendekatan dalam pengembangan TIK di sekolah, yang meliputi :

1. Emerging Approach
Pendekatan ini merupakan langkah awal dalam mengembangkan langkah-langkah TIK disekolah. Sekolah mulai menyediakan beberapa peralatan dan beberapa perangkat lunak (software). Pada tahap awal ini, pengelola sekolah serta guru memulai untuk mengkaji konsekuensi dan berbagai kemungkinan penerapan TIK pada kurikulum sekolah. Pada tahap ini, sekolah masih memegang sistem pembelajaran teacher-centred yang sifatnya tradisional. Misalnya, para guru memberi materi dengan menyediakan materi dan para peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat materi yang telah ditentukan.

2. Applying Approach
Pendekatan ini berhubungan dengan sekolah dimana kontribusi TIK terhadap aspek pembelajaran telah berkembang. Tahap ini sudah satu langkah lebih maju dimana TIK telah dijadikan sebagai objek untuk dipelajari. Pada tahap ini para guru dan pengembang menggunakan TIK untuk berbagai tugas dalam hal manajemen sekolah dan pelaksanaan kurikulum. Misalnya, guru memberikan pelajaran dengan menerapkan TIK, seperti dengan melalui program presentasi dan word-processed. Para peserta didik dapat mengakses teknologi menggunakan satu atau dua komputer di kelas dan di laboratorium komputer. Pada tahap ini TIK belum terintegrasi dengan kurikulum.

3. Integrating Approach
Pendekatan ini ditandai dengan keadaan sekolah yang sudah dilengkapi perangkat teknologi yang menyatu dengan laboratorium, kelas, dan kantor administratif. Pengembang TIK di sekolah mengembangkan cara baru yang produktif untuk pengembangan TIK secara profesional. Pada tahap ini, TIK telah diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran). Kurikulum sudah menggabungkan mata pelajaran dalam sebuah aplikasi dunia nyata. Misalnya, materi disajikan dalam berbagai sumber yang melibatkan masyarakat dan sumber daya global melalui internet. Para peserta didik mengakses teknologi dengan menggunakan dan menjadikannya sebagai alat untuk menunjukkan pengetahuannya dalam penguasaan materi pelajaran. Dalam model ini sekolah mulai melibatkan masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar.

4. Transforming Approach
Pendekatan ini dihubungkan dengan sekolah yang telah menggunakan TIK secara kreatif untuk mengevaluasi dan memperbaharui organisasi sekolah. Tahap ini merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi pendidikan. Fokus kurikulum adalah learner-centred dan mengintegrasikan materi pelajaran kedalam aplikasi dunia nyata. Misalnya, para peserta didik dapat berpartisipasi bekerja dengan para pemimpin masyarakat untuk memecahkan permasalahan lokal dengan mengakses, menganalisa, melaporkan dan mempresentasikan informasi dengan perangkat TIK. Pada pendekatan ini, sekolah telah menjadi suatu pusat pembelajaran bagi masyarakat.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, kelompok kami ingin mengetahui sejauh mana pendekatan pengembangan TIK yang telah diterapkan oleh SMA Swasta Sutomo 2 Medan sesuai dengan rumusan yang dikeluarkan oleh UNESCO.

Alat atau Bahan
1. Kuesioner sebagai alat ukur tes
2. Printer untuk mencetak kuesioner
3. Kamera untuk dokumentasi
4. Snack sebagai reward

Analisis Data
Data yang didapatkan terdiri dari 20 item yang mencakup 4 pendekatan dengan masing-masing pendekatan berjumlah 5 item. Data diolah dengan statistik deskriptif menggunakan tendency central berupa modus. Kesimpulan ditarik berdasarkan item yang paling banyak dipilh yang kemudian akan menunjukkan pendekatan TIK yang telah dikembangkan oleh sekolah Sutomo 2.

Objek atau Subjek
Data diambil di sekolah SMA Sutomo 2 Medan dengan subjek penelitian adalah murid SMA Sutomo 2. Populasi murid SMA di sekolah Sutomo 2 berjumlah sekitar 500 orang, sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 30 orang yang diambil dari kelas XI-IPA1.

Jadwal Pelaksanaan


  •  5 April 2011 : penentuan topik dan judul
  •  12 April 2011 : Menentukan asumsi teori yang dipilih
  •  19 April 2011 : Menyusun pendahuluan, landasan teori, kuesioner, serta alat dan bahan
  •  26 April 2011 : Menanyakan ketersediaan sekolah Sutomo 2 untuk diteliti
  •  30 April 2011 : Meminta surat izin fakultas
  •  2 Mei 2011 : Berdiskusi dengan Bu Dina mengenai teori yang dipilih
  •  3 Mei 2011 : 1) Berdiskusi dan memperoleh bimbingan Bu Dina mengenai penelitian. 2) Mendapat izin dari sekolah Sutomo 2 dan menentukan hari yang dipilih untuk melakukan penelitian
  •  6 Mei 2011 : Melakukan penelitian ke sekolah Sutomo 2
  •  9 Mei 2011 : Menganalisis data

Kalkulasi Biaya
1. Biaya print kuesioner : Rp 4.000,-
2. Biaya fotokopi kuesioner : Rp 15.000,-
3. Biaya transportasi: Rp 20.000,-
4. Biaya snack : Rp 16.000,-

PELAKSANAAN


Penelitian dilakukan pada tanggal 6 Mei 2011 ke sekolah SUTOMO 2. Kelompok berangkat dari rumah masing-masing jam 9 pagi dan sampai di sekolah Sutomo 2 jam 10. Sebelum memasuki gerbang sekolah kelompok memeriksa terlebih dahulu barang-barang yang telah dipersiapkan untuk melakukan penelitian, berupa kuesioner, snack dan kamera. Setelah semuanya lengkap, kelompok memasuki gerbang sekolah dan meminta izin kepada satpam untuk bertemu dengan guru BP. Sesampainya di ruang BP, kelompok diminta menunggu sebentar karena pada jam itu sedang jam istirahat sehingga para siswa yang ingin diteliti tidak berada di tempat.

Setelah bel tanda pelajaran dimulai, kelompok dibawa oleh guru BP ke ruangan kelas XI-IPA1. Awalnya, guru BP memasuki ruangan kelas terlebih dahulu dan menjelaskan sedikit mengenai kegiatan penelitian kelompok. Kemudian setelah selesai, kelompok dipersilahkan masuk dan kelompok diperkenalkan oleh guru BP kepada para murid. Setelah perkenalan, guru BP meninggalkan kelompok di ruangan kelas tersebut dan kelompok mulai menjelaskan prosedur penelitian. Sementara salah seorang dari anggota kelompok menjelaskan prosedur, anggota yang lain mulai membagikan kuesioner kepada para murid dan yang lainnnya mengambil foto untuk dokumentasi. Setelah prosedur selesai dijelaskan, murid-murid dipersilahkan untuk mengisi kuesioner tersebut. Sepuluh menit kemudian, kuesioner mulai yang telah diisi mulai dikumpulkan dan kelompok memberikan snack sebagai reward kepada para murid yang telah mengisi kuesioner. Akhir kata, kelompok mengucapkan terima kasih kepada mereka atas ketersediaan mereka untuk mengisi kuesioner.

Setelah selesai, kelompok pun keluar dari kelas dan bertemu dengan wali kelas mereka. Kelompok pun berjabat tangan dan mengucapkan terima kasih serta berfoto dengan beliau. Terakhir, kelompok pun mengabadikan beberapa foto didalam dan disekitar sekolah Sutomo 2.


PELAPORAN dan EVALUASI

Laporan
Dari data yang diperoleh dari 30 sampel, didapatkan:
  • Tidak ada satu orangpun yang menyatakan bahwa Pengembangan TIK di Sekolah SMA Sutomo 2 sampai pada tahap Emerging Approach.
  • 27 orang menyatakan bahwa Pengembangan TIK di Sekolah SMA Sutomo 2 sudah sampai pada tahap Applying Approach.
  • 3 orang menyatakan bahwa Pengembangan TIK di Sekolah SMA Sutomo 2 sudah berada pada tahap Integrating Approach.
  • Tidak ada satu orangpun yang menyatakan bahwa Pengembangan TIK di Sekolah SMA Sutomo 2 sudah sampai pada tahap Transforming Approach.

Dari data-data yang diperoleh tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar sampel (30 murid SMA Sutomo 2) menyatakan bahwa pengembangan TIK di sekolahnya, yaitu SMA Sutomo 2, sudah sampai pada tahap Applying approach. Kesimpulan ini ditarik berdasarkan modus yang didapatkan dari data-data tersebut.

Desain Poster



Bagian poster yang di-zoom:

Landasan Teori

Objek dan tujuan penelitian

Pelaksanaan

Laporan


Testimoni



Evaluasi
Tugas mini proyek ini seharusnya mulai dilakukan pada bulan Februari, namun karena adanya beberapa halangan sepertinya banyaknya tugas dari mata kuliah lain, adanya ujian tengah semester, hingga kurangnya waktu berkomnukasi antar anggota kelompok, maka tugas mini proyek ini pun sempat terbengkalai. Akhirnya setelah selesai UTS pada awal bulan April, kelompok baru memiliki waktu untuk memulai tugas proyek ini.

Perencanaan awal yang dilakukan sudah cukup matang dan terstruktur, tetapi dalam pelaksanaannya terjadi beberapa penyimpangan. Misalnya penelitian diharapkan dapat dilaksanakan pada tanggal 3 Mei, tetapi sekolah Sutomo 2 menetapkan tanggal 6 Mei. Pada hari H-nya, waktu yang diberikan oleh sekolah untuk memasuki kelas hanya 10 menit, padahal waktu yang diharapkan adalah 20 menit. Hal ini menyebabkan penjelasan yang disampaikan kepada sampel menjadi lebih sedikit dan tidak ada basa-basi lagi. Sample terlihat berantusias mengisi kuesioner yang diberikan, meskipun ada satu-dua sampel yang mengerjakannya dengan wajah merengut (mungkin karena tidak tahu harus memilih jawaban yang mana). Walaupun reward yang diberikan bukanlah seseuatu yang mahal, tetapi sampel cukup senang saat menerimanya.

Ada juga beberapa kendala dalam perhitungan data seperti item yang diharapkan terisi semua malah ada beberapa siswa yang mengosongkan beberapa item. Untunglah kelompok mengambil sampel sebanyak 32 orang, sehingga adanya beberapa item yang tidak terisi beberapa siswa tidak disertakan dalam penghitungan data.

Dari segi perkiraan biaya juga terjadi sedikit penyimpangan. Dalam kalkulasi biaya, kami hanya memprediksi akan mengeluarkan Rp. 55.000,- sedangkan setelah dilakukan pelaksaannya ternyata biayanya melebihi dari yang dikalkulasikan sebelumnya yaitu Rp. 63.000,-. Secara keseluruhan, penelitian ini telah berjalan dengan lancar meskipun terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam pelaksanaannya.

Testimoni
“Pengerjaan proyek ini benar-benar menguras tenaga dan waktu. Mungkin hal ini karena kami agak telat mengerjakannya. Bahkan, sempat terjadi konflik antara kami bertiga. Tapi hasilnya cukup memuaskan dan kami sangat menikmati proses pengerjaanya, baik suka maupun duka. Yang jelas, pengerjaan tugas mini proyek ini memberikan pengalaman pertama yang sangat bermanfaat yang akan sangat membantu kami ke depannya.”
  • Steven : Tugas mini proyek ini susah-susah gampang. Walaupun pengerjaannya cukup sulit, namun hasilnya cukup memuaskan dan ini menjadi pengalaman yang berharga.
  • Vera Gandhi : Walaupun output dari tugas penelitian ini hanya berupa selembar poster tetapi perencanaan dan prosesnya memakan waktu yang sanggggaaaatttt lama. Kekompakan antar anggota juga benar-benar diuji.
  • Vivian Felicia: Mini proyek ini merupakan tugas pertama yang melibatkan penelitian dan kuesioner. Benar-benar banyak pengalaman baru dan menyenangkan yang didapat dari penelitian ini.

Dokumentasi


Video yang diambil ketika pelaksanaan

Diskusi bagian perencanaan di kantin Psikologi


Diskusi bagian perencanaan di kantin Psikologi

Hasil kuesioner yang telah dicetak

Foto di sekolah sutomo 2 sesaat setelah pengambilan data

Foto murid-murid SMA yang sedang mengisi kuesioner

Pemberian reward kepada murid-murid SMA Sutomo 2 yang telah mengisi kuesioner

Mengamati murid-murid yang sedang mengisi kuesioner

Mengamati murid-murid yang sedang mengisi kuesioner

Murid mengembalikan kuesioner yang telah diisi


Foto bersama wali kelas

Foto bersama di luar sekolah

Foto bersama di luar sekolah

Kuesioner halaman pertama

Kuesioner halaman kedua



Daftar Pustaka:
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Munir., (2008). Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta

No comments:

Post a Comment